Archive for January, 2011

3 Kategori Overclock

Di dalam dunia overclock, terkadang satu hal yang terpikirkan, bagaimana mendapatkan nilai tertinggi dari sebuah prsesor yang kita punya. Tidak bisa dikatakan salah, tetapi gak bisa dikatakan benar juga :p
sebenarnya ada 3 kategori overclock, yaitu:

1. Overclock Prosesor
disini pun terbagi lagi menjadi 2, overclock prosesor secara keseluruhan (nilai GHz yang tertinggi) dan overclock FSB prosesor (mendapatkan hasil FSB tertinggi)
Kalau overclock prosesor secara keseluruhan kan udah sebagian besar bisa, belajar dari thread-thread di sini aja….dan ada juga overclock FSB. what’s that?

Seringkali kita nyadar, untuk mendapatkan hasil overclock yang maksimal, yaitu dengan menaikan FSB dan vcore sampai mencapai kestabilan di suhu tertentu, tanpa mengubah multiplier. Sedangkan overclock FSB, perbedaan nya adalah, di tipe overclock ini, kita bermain-main dengan multiplier, dan pada akhirnya mendapatkan multiplier rendah dengan FSB yang sangat tinggi..

Cara overclock FSB merupakan kelanjutan dari overclock prosesor. Setelah kita mengetahui speed maksimal prosesor tersebut (misalnya kita dapet di angka 420×10, 4 Ghz), maka tahap selanjutnya adalah menurunkan multiplier 1x, sehingga menjadi 420×9. setelah kita menurunkan multipliper, naikkan kembali FSB sampai maksimal, dan menurunkan kembali multiplier nya 1x, naikan lagi FSB, sampai didapatkan muktiplier terendah yang mungkin dicapai prosesor tersebut, dengan FSB tertinggi yang dapat dicapai prosesor tersebut (misalnya nilai akhir/nilai maksimal nya 560×6). itulah yang dinamakan overclock FSB, sesuatu hal yang pasti dijumpai di lomba2 overclock dimanapun..=)
coz…aplikasi seperti superpi tidak bergantung kepada nilai total prosesor,melainkan nilai FSB sebuah prosesor..

Ingat, ketika melakukan overclock prosesor (nilai total maupun FSB), satu hal yang harus diperhatikan, jaga kestabilan memori. Usahakan agar frekuensi memori berkisar antara kurang lebih 10% dari nilai standar nya (misalnya PC6400=400mhz, jadi berkisar antara 360-440). Ini bermaksud untuk menjaga kestabilan memori tersebut, supaya ketika melakukan overclock prosesor ternyata di suatu tahap terjadi bluescreen, kita hanya dapat curiga terhadap prosesor (vcore nya).
Prinsip ini berlaku untuk tipe-tipe overclock lainnya, yaitu komponen lain yang tidak ikut dioverclock harus dalam kondisi stabil. (boleh ngga standard, tapi stabil )

2. Overclock RAM/Memori
Pada tipe overclock ini, selain prosesor harus dibuat stabil, kita juga harus pintar2 dalam memainkan divider / pembagi
Disarankan sebelum memulai overclock memori, kita tahu dulu tingkat kestabilan prosesor kita, bisa sampai di FSB berapa dengan voltase berapa.
Ketika ingin memulai overclock memori, dimulai dengan frekuensi standar prosesor tersebut (MISAL 333Mhz), dan apabila memori yang kita gunakan adalah PC6400 (400Mhz), secara otomatis divider akan mengatur di perbandingan 5:6. Lalu naikkan secara bertahap FSB prosesor sampai dicapai frekuensi RAM yang lebih tinggi, sehingga memori akan berjalan seiring dengan kenaikan FSB prosesor.Pada contoh sebelumnya, frekuensi maksimal prosesor tersebut di multiplier standar adalah 420Mhzx10, sehingga apabila prosesor berlari di kecepatan 420Mhz maka memori akan mengikuti dengan kecepatan (420:5×6 = 504Mhz). Bagi chipset2 sekelas micron, nilai 504Mhz untuk PC6400 adalah nilai yang kecil
Lalu apa yang harus dilakukan? FSB dah mentok, sedangkan memory belom maksimal. Ketika sampai di tahap ini, yang kita bisa lakukan adalah menurunkan FSB prosesor dan mengganti divider ke yang lebih kecil(dilakukan secara bersama2 di BIOS), misalnya 1:1.5(2:3). FSB kita buat di 333Mhz kembali (standar), maka memori akan berjalan di speed 333:2×3 = 500Mhz. Kembali naikkan FSB, lakukan sampai dicapai frekuensi maksimal prosesor..dan ternyata masih bisa bertahan memory nya (pada FSB 420Mhz dengan multiplier 10, divider 1:1.5(2:3), dengan memory berjalan di 420:2×3 = 630Mhz. lakukan tahap yang sama seperti sebelumnya, tarik manggggg….

jangan lupa kasih vdimm ya kalo memory dah kelaperan….

3. Overclock Graphic Card / VGA
ini dia yang paling berbeda diantara semuanya. tidak memakai BIOS, hanya dengan on air,memakai software bawaan ato pihak ke3 (disarankan nTune buat nvidia, dan Rivatuner buat nvidia dan ati.)
Cara nya (rivatuner), ke bagian seperti tanda panah di sebelah kanan bagian display, trus pilih yang gambar graphic card (sori gak jelas, soalnya saya post di netbook, gak bisa dipasang rivatuner). Naikan frekuensi secara pelan (1-2Mhz), lalu jalankan aplikasi 3DMark / atau aplikasi benchmarking lainnya. Selain bisa mengetahui nilai dari VGA kita setelah diOC, juga kita bisa mengetahui kestabilan VGA kita setelah diOC. (satu tes di 3DMArk 2006 memakan watu 5-6menit, lumayan buat ngetes kestabilan VGA).
Dalam melakukan overclock VGA, kenaikan clock memori jangan seperti pada prosesor. satu hal yang harus diperhatikan, panas dari VGA tersebut. rata2 VGA high end kelemahannya adalah panas, dan setelah diOC bakal jauh lebih panas
karena mengukur suhu VGA lebih mudah dibandingkan prosesor, cukup saja pegang heatsink pada VGA atau bagian belakang VGA, kalo dirasa sudah sangat panas dan sampat timbul blackscreen, berarti itu nilai maksimal VGA kamu.

Belok yang Baik dan Benar !!

Pernahkah anda mengalaminya hal ini, anda sedang berkendara motor berkeliling kota atau touring ke luar kota dengan kecepatan rendah atau sedang di lajur sebelah kiri, tiba-tiba dari sisi kanan sebuah sepeda motor menyalip anda lalu memotong jalur anda, mengerem mendadak untuk kemudian berbelok dengan cepat masuk ke dalam gang? Atau ketika anda akan menikung ke kiri dari sisi dalam tiba-tiba muncul sepeda motor?
Anda kaget? Panik? Berusaha mengerem dengan keras untuk menghindari tabrakan? Yang untuk kemudian berhenti untuk menenangkan diri atau malah (maaf)misuh-misuh (maki-maki : dalam bahasa Jawa) lalu mengejar motor tadi dan….(tebak sendiri kelanjutannya)

Nah..jika kita semua para pengguna jalan lebih berhati-hati, tertib serta mematuhi peraturan lalu-lintas akan memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Karena kecelakaan lalu-lintas secara langsung dan tidak langsung biasanya dimulai dengan adanya pelanggaran peraturan lalu-lintas.

Kesadaran masing-masing pengemudi baik itu mobil dan motor terhadap aturan-aturan yang tidak tertulis, berkaitan dengan tata krama di jalan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat terjadinya kecelakaan. Yang menjadi masalah adalah tidak semua orang mempunyai kesadaran, pola berpikir, tata krama yang sama di jalan.

Artikel ini di buat untuk mencoba menyampaikan aturan tidak tertulis tadi yang semoga dapat diingat selalu saat kita berkendara baik dengan motor maupun mobil di jalan.

BELOK – 1

Sering terjadi saat mobil (C) akan berbelok ke kiri, tiba-tiba muncul sepeda motor (A) dari sisi kiri atau sisi dalam belokan. Beruntung apabila mobil (C) melihat ada sepeda motor tersebut di sisi kirinya, jika tidak, maka motor (A) akan terjepit oleh mobil tersebut.

Mengapa bisa terjadi kecelakaan?
Pengemudi mobil (C) yang akan berbelok ke kiri, pertama-tama akan berkonsentrasi melihat ke arah kanan (1) melihat adanya mobil lain dari arah kanan (E), kemudian dia akan melihat mobil dari arah kiri (2) (D) untuk mulai berbelok ke kiri. Saat seperti itu umumnya pengemudi mobil tidak terpikir untuk melihat sisi kiri mobil apakah aman atau tidak. Sekalipun melihat spion, umumnya posisi sepeda motor yang menyelip masuk tidak terlihat karena masuk dalam sudut BLIND SPOT (sudut tidak terlihat oleh kaca spion).

Pengendara motor (B) posisinya benar, dia berjalan di belakang mobil yang sedang berbelok, sehingga aman. Pengendara motor (B) pun harus melihat kondisi lalin dari arah kanan, dan mengatur jarak dengan mobil di depannya saat berbelok.

BELOK – 2

Sering terjadi juga, saat mobil akan masuk jalur di seberangnya pada suatu pertigaan, sepeda motor yang ikut berbelok dengan arah yang sama mengambil ruang gerak belok mobil. Hal ini sangat berbahaya apabila si pengendara mobil tidak melihat dan menginjak rem saat sepeda motor itu memotong jalur beloknya.

Sebaiknya, pengendara motor menunggu mobil tersebut berbelok pada ruang geraknya dan tidak memotongnya.

BELOK – 3

Pada jalan yang tidak terlalu ramai, sering terjadi motor atau mobil berbelok dengan mengambil jalur arah berlawanan saat memasuki pertigaan atau tikungan.

Untuk itu mobil atau motor yang akan memasuki tikungan atau pertigaan, sempatkan untuk membunyikan klakson atau menyalakan beam (jika malam) agar pengendara lain tau akan ada mobil / motor yang keluar tikungan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Sebaiknya tetaplah berjalan di jalur masing-masing. Bayangkan ada garis pembatas jalur (imajiner) yang tidak boleh kita langgar saat berbelok, juga perlu berhenti, sebelum berbelok apabila ada kendaraan lain dari arah berlawanan yang akan lurus (C), sehingga aman.

BELOK – 4

Kecelakaan antar sesama sepeda motor sering terjadi saat memasuki suatu tikungan. Ketika salah satu pengendara motor menyusul memasuki tikungan dan mengambil jalur belok sepeda motor di belakangnya, sehingga apabila pengendara yang dibelakang tidak sigap, akan terjadi kecelakaan.

Sebaiknya tetaplah berbelok di jalurnya, bayangkan garis belokan yang akan kita lalui maupun yang akan dilalui oleh pengendara di dekat kita, sehingga kita tidak mengambil atau menyerobot jalur beloknya.

BELOK – 5

Sering kita jumpai saat di dalam area komplek perumahan. Mobil atau motor keluar dari suatu jalan kecil dengan kecepatan masih cukup kencang berbelok masuk ke jalan besar (pertigaan) dengan menggunakan jalur orang lain.
Akan sangat berbahaya apabila ada orang lain yang posisinya sudah pada jalurnya akan berbelok ke jalan tersebut.

BELOK – 6

Tidak kalah bahayanya saat berbelok di tikungan, melakukan gerakan seperti di arena balap mobil atau motor (Racing-Line), dari sudut terluar, memasuki tikungan menusuk ke dalam. Hal ini sangat berbahaya karena di jalan umum tidak seperti di sirkuit. Apabila gerakan berbelok ala pembalap tersebut dilakukan di jalan umum yang menerapkan dua jalur, dapat menimbulkan kecelakaan yang cukup fatal. Sangat berbahaya untuk jalan berkelok di luar kota.

Lakukanlah gerakan berbelok di tikungan tetap pada jalur kita, jangan gunakan jalur orang lain (arah berlawanan)

BELOK – 7 (PUTAR BALIK / U-TURN)

Untuk melakukan Putar Balik, sebaiknya tetap rapat di kanan (Rapat pembatas jalan). Hal ini supaya tidak mengganggu arus lalu lintas yang akan lurus di sebelah kiri kita. Seringnya kita mengambil posisi lebih ke kiri (pinggir jalan) karena mungkin radius putar mobil kita tidak cukup kecil. Usahakan untuk tetap mencoba memikirkan atau peduli dengan kendaraan lain yang akan lurus dan terhalang oleh mobil kita yang akan memutar balik.
Sepeda motor juga sering ditemukan menyelip dari sisi dalam, sementara perhatian pengendara mobil sedang ke sisi luar (memperhatikan arus lalu lintas dari arah sebaliknya) untuk melakukan putaran. Sehingga sepeda motor yang menyelip dari sisi dalam itu sering tidak terlihat dan tidak terduga hingga akhirnya terpepet atau terjepit mobil. Sebaiknya sepeda motor bersabar untuk berada di belakang mobil yang akan memutar tersebut demi keselamatannya.
Selamat JalanJalan…biar lambat asal selamat.

Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

Kutipan adalah pengulangan satu ekspresi sebagai bagian dari yang lain, terutama ketika ekspresi dikutip terkenal atau eksplisit dihubungkan dengan kutipan ke sumber aslinya, dan ditandai oleh (diselingi dengan) tanda kutip.

Prinsip-prinsip Mengutip :

  1. Penulis harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan yang disusun menjadi suatu himpunan kutipan.
  2. Penulis harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat penulis.
  3. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
  4. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya;
  5. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andai kata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang berarti “dengan demikian”, “jadi..”, “ seperti itu”.

Terdapat dua bentuk kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pemindahan secara lengkap, dalam arti kata demi kata, kalimat demi kalimat sesuai dengan bunyi pada teks atau perkataan seseorang yang dikutip oleh penulis. Pada kutipan tidak langsung, penulis melakukan parafrase atau menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri menjadi ikhtisar atau intisari berdasarkan apa yang dikutipnya.

  • Kutipan

Dalam penulisan makalah, penulisan ilmiah, skripsi, buku dan lain-lain seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian  pustaka. Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku atau majalah-majalah.

Dalam bahasa Indonesia terdapat dua jenis kutipan, yaitu

1.    Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Cara penulisannya sebagai berikut :

a)    Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks,

  • Diketik seperti ketikan teks
  • Diawali dan diakhiri dengan tanda (“)
  • Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan

b)    Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih,

  • Diketik satu spasi
  • Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
  • Sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan

2. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya. Adapun cara penulisannya sebagai berikut :

  • Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana dengan teks biasa
  • Semua kutipan harus dirujuk
  • Sumber-sumber rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan

Semua mengenai Daftar Pustaka

  • Daftar Pustaka

Dalam penulisan makalah, penulisan ilmiah, skripsi, buku dan lain-lain terdapat lembar daftar pustaka, terdapat beberapa hal terkait dengan daftar pustaka yang harus anda ketahui, antara lain :

1.      Pengertian Daftar Pustaka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang digarap.

Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

2.      Fungsi Daftar Pustaka

Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain ;

a.       Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.

b.       Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.

c.       Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.

d.       Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3.      Unsur-unsur Daftar Pustaka

Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :

a.       Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.

b.      Judul buku, termasuk judul tambahannya.

c.      Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.

d.      Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.

4.     Jenis-jenis Daftar Pustaka

a.      Kelompok Textbook

  • Penulis perorangan.
  • Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
  • Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga.
  • Buku terjemahan.

b.      Kelompok Jurnal

  • Artikel yang disusun oleh penulis.
  • Artikel yang disusun oleh lembaga.
  • Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / symposium.

c.      Kelompok disertasi / tesis

d.      Kelompok makalah / informasi dari Internet

5.     Penyusunan Daftar Pustaka

Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu

dari tiga sistem berikut :

a.     Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad  berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.

b.     Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.

c.     Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor  berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.

6.   MetodeHavard

Contohnya seperti pada gambar di bawah ini.

7.   Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook

a.    Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

b.    Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

8.   Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis

a.    Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.

b.    Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis (centang miring atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.

9.    Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

a.     Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.

b.     Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) : nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.